×
Yuk Kenali Penyebab dan Akibat Stres Akademik!

Mahasiswa umumnya memiliki tingkat stres sedang dikarenakan beban tugas yang berlebih, proyek kelompok, harapan dan tekanan orang tua, pola perubahan belajar dll. Mahasiswa yang tidak dapat mengelola stres dengan baik kemungkinan memiliki tekanan psikologis yang lebih besar [1]. Stres akademik merupakan tekanan untuk mencapai kegiatan akademik yang lebih baik, misalnya performa di dalam kelas, nilai ujian akhir, penyelesaian studi bahkan kehidupan pasca kampus [2].

Apa sih penyebab stres akademik?

1.    Ekspektasi Tinggi terhadap Prestasi Akademik

Mahasiswa sering kali khawatir dengan masa depan mereka, tentunya mereka juga paham bahwa hasil akademik sangat berdampak pada masa depan mereka. Mahasiswa sarjana juga tentunya ingin mendapatkan gelar akademik pertama, besar harapan mereka untuk memiliki hasil akademik yang baik. Kebanyakan dari mahasiswa saling bersaing secara sehat dengan teman-teman mereka untuk mendapatkan nilai tertinggi dalam ujian ataupun untuk mendapatkan nilai indeks prestasi. Mahasiswa cenderung memiliki stres akademik karena takut tidak dapat memenuhi harapan mereka sendiri atau keluarga, memiliki kekhawatiran mengenai masa depan, takut gagal dalam ujian dan munculnya kekhawatiran mendapatkan ejekan dari teman ketika mereka mendapatkan nilai yang rendah.

2.    Beban Akademik yang Tinggi

        Beban akademik mahasiswa sarjana cukup besar karena perlu mengambil sekitar 20 sks per semester jika ingin lulus tepat waktu. Selain itu mahasiswa perlu mengerjakan tugas, tugas kelompok, proyek kelompok, dan ujian mata kuliah. Akibatinya mahasiswa kadang menangani banyak tugas dalam waktu singkat dan bersamaan. Mahasiswa pada tahun pertama cenderung memiliki stres akademik yang paling besar dibanding tahun selanjutnya, hal tersebut dikarenakan mereka perlu beradaptasi dengan silabus di program studi mereka, pola belajar dan lingkungan belajar yang baru. Dengan banyaknya beban akademik, mahasiswa kemungkinan memiliki lebih sedikit waktu luang untuk bersantai sedangkan disisi lain stres terus meningkat.

3.    Kurangnya Kualitas Jaringan Persahabatan

            Menjalin persahabatan yang baik di dunia kampus tentunya dapat membantu kita beradaptasi dengan dunia kampus baik secara lingkungan ataupun secara akademik. Namun, jaringan pertemanan juga dapat memicu stres akademik misalnya karena karena perpisahan dengan teman lama dan kesulitan menyesuaikan diri dengan teman baru. Jaringan pertemanan di dunia kampus sangat penting karena banyak tugas dan proyek yang perlu dikerjakan secara bersamaan dengan teman kelompok ataupun perlunya saling mendukung antar pertemanan. Ketika memiliki permasalahan, mahasiswa dapat berbagi cerita dengan teman dan keluarga untuk mengurangi stres yang dimiliki ataupun mencari solusi untuk menangani masalah yang sedang dihadapi. Perlu digaris bawahi bahwa terkadang ada pertengkaran atau konflik yang terjadi dalam pertemanan di lingkungan kampus, hal tersebut bisa menjadi salah satu pemicu meningkatnya stres akademik mahasiswa[3].

Lalu, Bagaimana Efek Stres Akademik?

1.    Kinerja Akademik yang Buruk

            Stres akademik kadang dapat memotivasi kita untuk bekerja dan belajar dengan lebih baik lagi. Namun ketika tingkat stres akademik semakin tinggi maka akan menimbukan efek sebaliknya. Ketika mahasiswa tidak dapat mengatur waktu dengan baik, maka efektivitas belajar mahasiswa juga akan menurun. Apalagi adanya pengalaman mengenai kegagalan akan menghambat seseorang dalam mencapai tujuan dan menimbulkan efek putus asa.

2.    Kecanduan Internet

        Saat ini kita sangat erat dengan teknologi dan internet, mahasiswa dapat mengambil banyak informasi dan materi perkuliahan dari internet. Namun, tentunya penggunaan internet tidak hanya untuk mencari informasi saja. Internet juga dapat digunakan untuk bermain game online dan sosial media. Hampir seluruh mahasiswa di penjuru dunia menjadi pengguna internet. Penggunaan internet yang berlebih juga akan berpengaruh pada gaya makan dan pola tidur yang tidak sehat. Stres akademik juga dapat menyebabkan emosi negatif dan beberapa masalah lain seperti kecanduan internet. Penggunaan internet yang berlebihan biasanya didasari karena individu ingin mencari kebahagiaan ketika bermain games atau menggunakan sosial media.

3.   Kurangnya Waktu Tidur

        Tidur penting bagi setiap kita karena istirahat dapat membantu memulihkan energi tubuh. Menurut National Sleep Foundation (2016), jam tidur yang direkomendasikan untuk usia 18 hingga 25 tahun adalah sekitar 7 hingga 9. Namun seperti yang kita ketahui waktu tidur mahasiswa cenderung kurang karena mereka memiliki banyak tugas yang perlu dikerjakan. Mahasiswa yang kesulitan tidur kemungkinan akan mengantuk di siang hari, hal tersebut juga berkaitan dengan kualitas pembelajaran yang mereka lakukan.

4.   Mempengaruhi Pola Makan

        Mahasiswa yang mengalami stres akademik cenderung mengkonsumsi makanan yang tidak sehat dan padat energi. Padahal mahasiswa sebaiknya mengkonsumsi makanan yang bernutrisi agar cukup untuk pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh mereka. Mahasiswa yang mengalami stres akademik kehilangan kendali atas pola makan mereka dan kemungkinan senang mengkonsumsi makanan cepat saji dan makanan manis[3].


Sumber:

[1]       H. Elias, W. S. Ping, dan M. C. Abdullah, “Stress and academic achievement among undergraduate students in Universiti Putra Malaysia,” Procedia - Soc. Behav. Sci., vol. 29, hal. 646–655, 2011, doi: 10.1016/j.sbspro.2011.11.288.

[2]       S. Prabu, “A Study on Academic Stress among Higher Secondary Students,” Int. J. Humanit. Soc. Sci. Invent. ISSN (Online, vol. 4, no. 10, hal. 2319–7722, 2015.

[3]       K. Chun Ng, W.-K. Chiu, dan B. Y. F. Fong, “A Review of Academic Stress among Hong Kong Undergraduate Students,” J. Mod. Educ. Rev., vol. 6, no. 8, hal. 531–540, 2016, doi: 10.15341/jmer(2155-7993)/08.06.2016/003.