Sebelum masuk ke materi keempat mengenai strategi mengatasi hambatan emosi (ketakutan) dalam pelecehan seksual, silahkan kunjungi link di bawah ini dan berikan pendapatmu mengenai hambatan emosional (ketakutan) dalam pelecehan seksual!
1. Ketakutan rusaknya hubungan asmara/pertemanan atau ketakutan akan mempengaruhi akademik (jika pelaku adalah dosen atau staff kemahasiswaan di kampus)
2. Ketakutan akan perasaan salah dalam menilai, misal akan dicap paranoid, berlebihan atau bahkan gila.
3. Ingin menjadi "perempuan yang baik" dalam hal ini perempuan yang baik, manis, lembut, polos yang tidak akan bersikap kasar dan tegas atau menyakiti perasaan pelaku.
Perlu diingat bahwa dalam melawan situasi pelecehan seksual pasti akan mempengaruhi dan mengorbankan hubungan antara pelaku dan korban jika pelaku merupakan orang terdekat atau orang yang dikenal. Penting bagi perempuan untuk melindungi dirinya sendiri, karena kesejahteraan fisik dan psikologis merupakan hal yang paling utama dibanding dengan hubungan atau relasinya dengan pelaku.
Pada intinya adalah keselamatan perempuan merupakan prioritas ketika terjadi pelecehan seksual, berpikir untuk memperbaiki hubungan dengan pelaku adalah hal yang dapat dipikirkan selanjutnya, atau bahkan dengan kejadian tersebut, perempuan sudah dapat menilai apakah pelaku merupakan orang terdekat yang baik atau tidak baginya.
Bahkan sebuah studi menjelaskan bahwa peserta laki-laki pada penelitiannya mengatakan bahwa jika mereka benar-benar tertarik menjalin hubungan dengan seorang perempuan, mereka cenderung akan berhenti untuk menyentuh atau menggoda dalam tujuan seksual kepada perempuah tersebut ketika perempuan tersebut memintanya untuk berhenti.
Setelah menyimak materi mengatasi hambatan emosional, silahkan kunjungi link di bawah ini untuk mengisi kuis singkat mengenai cara mengatasi hambatan emosional dalam pelecehan seksual!
(catatan: jika terjadi kesalahan/eror pada link quiz, harap hubungi email ferdiyani9989@gmail.com)